Jumat, 25 Maret 2011

Buah beriman pada Takdir..........





Kesadaran manusia untuk beragama merupakan kesadaran akan kelemahan dirinya. Terkait dengan fenomena takdir, maka wujud kelemahan manusia itu ialah ketidaktahuannya akan takdirnya. Manusia tidak tahu apa yang sebenarnya akan terjadi. Kemampuan berfikirnya memang dapat membawa dirinya kepada perhitungan, proyeksi dan perencanaan yang canggih. Namun setelah diusahakan realisasinya tidak selalu sesuai dengan keinginannya. Manuisa hanya tahu takdirnya setelah terjadi.
Oleh sebab itu sekiranya manusia menginginkan perubahan kondisi dalam menjalani hidup di dunia ini, diperintah oleh Allah untuk berusaha dan berdoa untuk merubahnya. Usaha perubahan yang dilakukan oleh manusia itu, kalau berhasil seperti yang diinginkannya maka Allah melarangnya untuk menepuk dada sebagai hasil karyanya sendiri. Bahkan sekiranya usahanya itu dinilainya gagal dan bahkan manusia itu sedih bermuram durja menganggap dirinya sumber kegagalan, maka Allah juga menganggap hal itu sebagai kesombongan yang dilarang juga (Al Hadiid QS. 57:23).



Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan 
supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.  
(QS. 51:49)

Banyak kafirun yang menganggap ayat ini ayat yang tidak ilmiah, mereka mengatakan bahwa ada hal di dunia ini yang tidak ada pasangannya. Misalnya cacing yang merupakan hermaprodit, bakteri yang membelah dan lainnya yang sejenis. Sebenarnya maksud berpasangan disini tidak dari segi fisik tetapi dari segi sifat. Misalnya sifat pria & wanita, baik & buruk, gelap & terang, manis & pahit dan sejenisnya.


Photobucket

Demikian juga dengan nasib manusia, sebenarnya manusia diberikan dua buah nasib oleh Allah. Yang mana Allah sudah menetapkannya. Bisa dikatakan nasib A dan nasib B. Untuk mengetahui bagaimana Konsep takdir yang benar perhatikan gambar dibawah ini .


Pada gambar diatas Garis A merupakan Takdir yang sudah digariskan Allah untuk menjadi nasib A. Gambar B merupakan Takdir yang sudah digariskan Allah untuk menjadi nasib B. Warna merah merupakan berbagai ketetapan Allah. Dan terjawab sudah pengertian ke-Maha Tahu-an Allah. Karena kita ini diciptakan berada dalam warna merah yang dibatasi garis A dan B.
Perlu anda ketahui bahwa anda memutuskan untuk di garis A atau B itu berdasarkan pilihan yang anda buat. Tentu saat anda membuat pilihan anda terkadang asal pilih, asal jalan tapi ada juga yang dibarengi dengan do’a dan tawakal. Dalam posisi warna merah, Allah berkuasa menetapkan segala seuatu. Allah bisa menggiring anda ke nasib A atau juga ke nasib B.
Konsep Takdir by. Wedul Sherenian.

…….. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. 13:11)

Di ayat ini (QS 13:11) Allah berfirman : “Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia“, hal ini secara langsung merujuk dengan kebaikan bahwa ” Dan apabila Allah menghendaki KEBAIKAN terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya”.

 hal-hal yg dapat merubah takdir .... itupun atas petunjuk dari Allah SWT:
a. Ikhtiar maksimal......."ALLAH tdk merubah keadaan suatu kaum kecuali ikhtiar mereka"(QS 13;11).
b. Doa........"Tiada yg mrubah qodhoKU kcuali doa hambaKU".
c. Baik sangka.........."Aku bagaimana prasangka hambaKU".
d. Tawakkal............"Siapa yang tawakkal kpd Allah maka Allah akan menyelesaikan urusannya".(QS 65;3)


Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.
Untuk memahami konsep takdir, jadi umat Islam tidak dapat melepaskan diri dari dua dimensi pemahaman takdir. Kedua dimensi dimaksud ialah dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan.

1. Dimensi ketuhanan

Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang menginformasikan bahwa Allah maha kuasa menciptakan segala sesuatu termasuk menciptakan Takdir.
  • Dialah Yang Awal dan Yang Akhir ,Yang Zhahir dan Yang Bathin (Al Hadid / QS. 57:3). Allah tidak terikat ruang dan waktu, bagi-Nya tidak memerlukan apakah itu masa lalu, kini atau akan datang).
  • Dia (Allah) telah menciptakan segala sesuatu dan sungguh telah menetapkannya (takdirnya) (Al-Furqaan / QS. 25:2)
  • Apakah kamu tidak tahu bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Sesungguhnya itu semua telah ada dalam kitab, sesungguhnya itu sangat mudah bagi Allah (Al-Hajj / QS. 22:70)
  • Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya (Al Maa'idah / QS. 5:17)
  • Kalau Dia (Allah) menghendaki maka Dia memberi petunjuk kepadamu semuanya (Al-An'am / QS 6:149)
  • Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat (As-Safat / 37:96)
  • Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan (Luqman / QS. 31:22). Allah yang menentukan segala akibat.


    2. Dimensi kemanusiaan

    Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang meginformasikan bahwa Allah memperintahkan manusia untuk berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup yang dipilihnya.
    • Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (Ar Ra'd / QS. 13:11)
    • (Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Al Mulk / QS. 67:2)
    • Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Nasrani, Shabiin (orang-orang yang mengikuti syariat Nabi zaman dahulu, atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa), siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan beramal saleh, maka mereka akan menerima ganjaran mereka di sisi Tuhan mereka, tidak ada rasa takut atas mereka, dan tidak juga mereka akan bersedih (Al-Baqarah / QS. 2:62). Iman kepada Allah dan hari kemudian dalam arti juga beriman kepada Rasul, kitab suci, malaikat, dan takdir.
    • ... barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir... (Al Kahfi / QS. 18:29)
    Hadits yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim dan lafazh dari riwayat Imam al-Bukhari dari Ali bin Abi Thalib, sesungguhnya Nabi bersabda.
    ''Setiap orang dari kalian telah ditentukan tempatnya di Surga atau di Neraka. Seseorang bertanya, 'Kenapa kita tidak pasrah saja, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab: 'Jangan, akan tetapi berbuatlah karena masing-masing akan dimudahkan . Kemudian beliau membaca ayat, 'Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa.'' (AI-Lail: 5). Dalam riwayat Muslim dengan lafahz. ''Masing-masing dimudahkan sesuai takdirnya.'' Maka Rasulullah memerintahkan untuk berbuat dan melarang pasrah kepada takdir.




    1. وَقَالَ يَا بَنِيَّ لا تَدْخُلُوا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوا مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِّقَةٍ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ
    Dan Yakub berkata: “Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikit pun daripada (takdir/ketetapan) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal berserah diri”. (AQ: Yusuf : 67)

    2. وَلَمَّا دَخَلُوا مِنْ حَيْثُ أَمَرَهُمْ أَبُوهُمْ مَا كَانَ يُغْنِي عَنْهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِلا حَاجَةً فِي نَفْسِ يَعْقُوبَ قَضَاهَا وَإِنَّهُ لَذُو عِلْمٍ لِمَا عَلَّمْنَاهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
    Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah melepaskan mereka sedikit pun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Yakub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (AQ:Yusuf : 68)

    Suatu contoh,
    Jika seseorang di hadapannya ada pilihan dua jalan. Jalan yang satu menuju negeri yang kacau den tidak aman, banyak terjadi pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, kelaparan dan segala yang menakutkan sedang jalan lainnya menuju negeri yang aman, tertib, tenang penuh kedamaian dan keselamatan bagi kehormatan, harta benda serta jiwa. Jalan manakah yang akan ia tempuh? Ia pasti memilih jalan yang kedua, jalan aman yang mengantarkannya menuju negeri yang aman dan tertib. Tidak mungkin bagi orang yang berakal sehat memilih jalan yang menuju negeri yang kacau dan menakutkan lalu berdalih dengan takdir. Kenapa ia memilih dalam perkara akhirat jalan Neraka bukannya jalan Surga lalu berdalih dengan takdir?

    Contoh lain
    Orang sakit yang disuruh dokter minum obat pahit yang berlawanan dengan keinginan nafsunya dan ia dilarang memakan suatu makanan yang membahayakan kesehatannya sementara nafsunya sangat menginginkan. Semua ini dalam rangka mendapatkan kesembuhan dan kesehatan tubuh. Tidak mungkin ia menolak meminum obat atau memakan makanan yang dilarang oleh dokter tersebut lalu berdalih dengan takdir. Tapi kenapa di saat ia menolak perintah Allah dan Rasul-Nya atau mengerjakan larangan Allah dan Rasul-Nya ia berdalih dengan takdir?




    Buah beriman kepada Takdir.

    Beriman terhadap qadar (takdir) membuahkan basil yang sangat besar:

    1. Bersandar kepada Allah disaat melakukan usaha, tidak bersandar pada hukum sebab akibat semata karena segala sesuatu yang terjadi atas takdir dan kehendak Allah. 
    2. Seseorang menjadi tidak bangga diri di saat mendapatkan keinginannya karena seluruhnya pemberian dan karunia Allah. Sebab bangga diri akan membuat seseorang lalai untuk mensyukuri nikmat Allah.  
    3. Merasa tenang dan tentram jiwanya dalam menghadapi segala yang terjadi pada dirinya dan tidak merasa gundah dan gelisah di saat ditimpa musibah atau kehilangan sesuatu yang dicintainya. Karena hal itu terjadi atas kehendak dan takdir Allah yang menguasai langit dan bumi, semua yang Dia kehendaki pasti terjadi.   

      Photobucket



      Firman Allah:
      ''Tiada suatu musibahpun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirmu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya, sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan kepadamu dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri'' (Al-Hadid:22-23)

      Nabi bersabda:
      ''Sungguh menakjubkan segala urusan orang mukmin, seluruhnya baik, yang itu tidak terjadi kecuali pada diri orang mukmin. Jika ia mendapatkan kenikmatan lalu bersyukur maka itu baik baginya, jika tertimpa musibah lalu bersabar maka itu juga baik baginya.''(HR. Muslim)

      Diambil dari Syarh Tsalatsatil Ushul, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin


      Demikian pemaparan tentang "Takdir" .......mudah-mudahan melalui tema blog saya kali ini, dapat memberikan motivasi kepada sahabat semua,  untuk terus...... dan terus...... dalam mencari ilmu. Karena apa yang saya susun ini pasti ada kekurangannya. Sehingga saya akan menunggu partisipasi dari para pengunjung untuk bersama-sama memberi masukan kepada saya, sehingga akhirnya semakin lengkaplah isi Blog ini.


      Photobucket



      Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas kunjungan dan masukannya.......  have a nice day 
      Wassalaam.....





      1 komentar:

      1. ....bagus pak. bapak bekerja keras sekali untuk tema ini. nanti kapan-kapan saya berkunjung lagi ya pak agar lebih mantap lagi pemahamannya, sekarang lagi konsentrasi dengan surah-surah Al-Qur'an yang berkaitan dengan perjuangan R.A. Kartini, konsentrasi dengan anak-anak yang dalam bulan-bulan ujian sekolah, konsentrasi dengan pemasaran pempekhelmy, konsentrasi dengan beberapa acara keluarga besar, MT Al-Muttaqin, APJI Bdg, dll.....mudah-mudahan masuk takdir juga ya pak, yang harus ikhtiar, berdo'a, baik sangka pada Allah SWT dan Tawakkal....semoga, terima kasih pak tambahan pengetahuannya.....saya mau denger musik yang saya suka dulu....salam.....

        BalasHapus